Padang,
Disiplin protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 sangat penting. Karena ketika taat dengan prokes saja masih bisa terpapar covid-19, apalagi yang abai.
Seperti yang dialami Pegawai Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil Padang. Dengan prokes yang ketat sejumlah pegawai disana masih terpapar covid-19.
Hal itu terungkap pada Talkshow Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bekerjasama dengan Radio Sushi 99.1 FM dan Harian Singgalang yang dipandu penyiar Andiko Sigit, Kamis (28/1).
Sebagai narasumber ada Pejabat Pemberi Informasi (PPI) RSUP M. Djamil Padang, Gustafianof
dan Pegawai Humas RSUP M. Djamil Padang, Khairiyan. Kedua adalah pasien yang pernah terkonfirmasi positif covid-19, khusus PPI RSUP M Djamil sedang menjalani pemulihan.
Khairiyan yang merupakan salah seorang staf Humas RSUP M Djamil menjelaskan dirinya sempat tidak mengetahui darimana dia mendapatkan virus tersebut. Hanya saja diketahui setelah ada dua orang karyawan di tempatnya bekerja dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19.
Untuk itu, dirinya harus mengikuti arahan dari pimpinannya, yakni PPI RSUP M. Djamil Gustafianof untuk melakukan tes usap (swab). Hasilnya dirinya dinyatakan positif. Karena mendapatkan informasi positif, Khairiyan memilih untuk isolasi mandiri di rumah.
Hari pertama langsung memisahkan dari istri, hari berikutnya mengungsikan istrinya ke kampung. Sehingga dia harus melayani dirinya sendiri dirumah sembari pemulihan dari covid-19.
“Jadi saya tidak merasakan apa-apa. Sebenarnya ada, tapi tidak menyadarinya. Mungkin tidak kentara,”ungkapnya.
Diungkapkannya, secara fisik dirinya tidak mengalami banyak masalah. Apalagi saat pemulihan dari covid-19 dirinya masih baik-baik saja.
“Hanya ada satu hari penciuman saya hilang. Kemudian sendi merasa letih. Ini sempat saya rasakan. Mungkin saat ini saya sudah terpapar,”ulasnya.
Untuk pengobatan, Rian dibawah koordinasi Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) RSUP M. Djamil. Karena isolasi mandiri di rumah, maka obat dikirim melalui ojek online, kemudian dititip di pagar. Begitu juga dengan makan. Dipesan, kemudian diantar ojek online dititip di pagar.
Menurutnya, selama bekerja di kantor sudah mematuhi protokol kesehatan (prokes) covid-19 dengan disiplin. Karena tempatnya bekerja rumah sakit terbesar di Sumbar mewajibkan pelaksanaan prokes dengan ketat, tidak boleh abai.
“Jadi sebenarnya untuk prokes kita sudah taat, tapi namanya virus tidak tahu bisa kena juga,”sebutnya.
Untuk itu Rian, berharap masyarakat yang belum percaya dengan covid-19 harus munjaga kesehatan. Terutama disiplin dengan prokes covid-19.
“Jangan tunggu sampai terinfeksi covid-19 baru percaya dengan covid-19. Mulai sekarang patuhilah prokes. Kami yang sudah taat saja masih bisa terpapar,” pesannya.
Diakuinya, masih ada masyarakat yang tidak percaya dengan covid-19. Menurutnya sikap itu berlebihan. Karena covid-19 benar-benar ada dan berbahaya. Apalagi saat ini sudah ada vaksin, diharapkan agar mengikuti arahan pemerintah untuk memanfaatkan vaksin menghentikan pandemi covid-19.
“Sekarang sudah ada vaksin, marilah kita terima ini sebagai ikhtiar pemerintah dalam mengatasi pandemi covid-19 ini,”katanya.
Sementara itu, PPI RSUP M Djamil, Gustafianof juga menegaskan selama mereka bekerja di rumah sakit sudah sangat mematuhi prokes dengan ketat. Apalagi mereka berada dalam daerah kerja rumah sakit yang mengharuskan pelaksanaan prokes covid-19 yang ketat.
“Kami itu sangat disarankan patuh prokes. Karena kami juga menjadi contoh,”ungkapnya.
Bahkan, katanya di RSUP M Djamil, bagi yang melanggar prokes covid-19 bisa mendapatkan sanksi. Kalau ada karyawan tidak memakai masker saja, karyawan bisa dikenakan sanksi pemotongan remunerasi. Sebagai lembaga medis mencontohkan, karena setiap orang yang masuk ke M. Djamil, baik itu karyawan maupun keluarga pasien harus mematuhi protokol kesehatan.
“Dari mana dapatnya, kami tidak tahu persis. Karena ruang kerja kami Bagian Hukum, Administrasi dan Humas satu ruangan. Jadi keseluruhannya kami ada 11 orang yang terinfeksi,” sebutnya.
Hanya saja, sebagai pejabat pemberi informasi dirinya harus melayani banyak orang. Terutama menghubungkan keluarga pasien dengan tenaga medis. Atau ada yang datang untuk meminta informasi langsung.
Termasuk melayani dari media untuk meminta dokumentasi. Baik foto maupun informasi berita lainnya.
“Itulah kami dapat dari mana tidak jelas. Hanya saja tugas kami memang banyak melayani banyak orang termasuk keluarga pasien,” paparnya.
Berdasarkan kejadian itu, dia berharap ada pelajaran bagi masyarakat lain. Tetaplah mematuhi prokes covid-19. Jangan pernah abai untuk memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan itu adalah hal yang sangat efektif untuk menjaga dari paparan covid-19. Marilah kita sama-sama disiplin,” pungkasnya.104