Radio Sushi 99.1 FM
redporn twinks recorded their private sex.
dailypornhd.pro
fsiblog

PATUHI PROKES SAAT MENJALANKAN IBADAH RAMADHAN

424

Padang,
Menjalankan ibadah pada bulan Ramadhan harus disiplin protokol kesehatan (Prokes) Covid-19, karena setiap pribadi wajib hukumnya untuk melindungi diri dari penyakit.
Demikian disampaikan, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumbar, Prof. Duski Samad
pada talkshow di Radio Sushi 99.1 FM, Sabtu (10/4). Talkshow yang diselenggarakan Harian Singgalang bekerjasama dengan Satgas Covid-19-BNPB itu juga menghadirkan narasumber
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi dengan tema “Antisipasi Lonjakan Covid-19 Selama Ramadhan”.
“Sejak 22 Maret, Kementerian Agama sudah mengeluarkan edaran, MUI sudah mengeluarkan
edaran, besok Gubernur juga mengeluarkan edaran. Kita menyambut Ramadhan dengan
gembira, tapi tetap waspada Covid-19,” sebutnya.
Menurutnya, ibadah dan menjaga kesehatan adalah sama-sama kebutuhan. Persoalan
menyambut Ramadhan dan gembira dan iman, dr. Andhani sudah memastikan, penyebaran yang melalui droplet. Maka jadikan masker sebagai fardu ain, karena merawat diri itu fardu ain, kewajiban pribadi.
Untuk itu katanya, semuanya bertanggungjawab menghindari terpapar Covid-19. Situasi yang
ada sekarang harus waspadai, Edaran Dewan Masjid sangat merinci, seluruh masjid harus
menyiapkan satgas, memeriksa suhu, dan memastikan pakai masker. “Tambahan beban itu menjadi tambahan ibadah,” katanya.
Kapan perlu lanjutnya, satgas itu perlu pakai uniform, menjadi tugas semuanya memelihara
diri. Bukan tugas orang perorang, tapi bersama. Mencegah preventif itu juga tugas ulama. Promotif dan preventif itu semua bertanggungjawab.
“Karena yang berdampak juga keluarga kita. Bangsa kita, masyarakat harus diedukasi. Saya
sampai saat ini masih percaya dokter jika saya sakit. Jadi janganlah dihiraukan betul,
media sosial yang tidak sehat. Hoaks,” ulasnya.
Agar tidak terjadi klaster rumah ibadah, MUI para pemuka agama yang ada di Sumbar ini sama-sama mensosialisasikan. Mengedukasi, ikhtiar menghindari penyakit tadi. Perlu sangat adanya satgas, petugas yang memfilter orang yang akan masuk masjid.
Selama 1 tahun sudah berpengalaman dengan covid-19. Apa yang disampaikan para ahli saat tentang Covid-19 bukan opini, tapi sudah fakta. Satu pertemuan, orang tidak pakai
masker kena, pakai masker aman. Ini fakta-fakta. Covid-19 dikendalikan oleh prokes bukan teori lagi, tapi fakta.
Dengan itu, perlu disadari, data yang ada di Menkes dan Satgas itu bukan data rekaan, tapi
data benaran. “Saya sudah melihat langsung, kakak ipar saya, teman saya sendiri meninggal
dampak covid-19. Kalau masih ada yang menyatakan Covid-19 tidak ada, itu tidak
paham,” katanya.
Jika masih ada masyarakat yang tidak patuh dengan Prokes, itu prilaku. Sementara untuk
perubahan prilaku perlu dilakukan empat level. Pertama levelnya edukasi, kemudian
pembinaan, peringatan lagi terakhir pakai pasal.
“Mainnya sudah seperti main bola Belanda, total football. Dilakukan secara bersama-sama. Kini saatnya, semua harus total, semuanya maju. Kita tetap optimis, perkuat imun dengan kesehatan, puasa dan tingkatkan kewaspadaan. Kalau ada penegakan aturan,
dilakukan dengan ramah”, pungkasnya.
Hal yang sama dikatakan, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi. Menurutnya,
tidak mungkin lagi ibadah bulan Ramadhan tahun ini dilarang. Seperti melaksanakan
tarawih. Melaksanakan salat tarawih di rumah dengan berjamah di masjid itu berbeda.
“Saya sangat setuju yang disampaikan oleh Prof. Duski Samad, kita melihat ini ibadah
jangan terhalang dan terkendala. Mencoba mengoptimalkan, supaya tertib,” katanya.
Arry meyakini, tempat ibadah bukan menjadi sumber penyakit. Karena, ke tempat ibadah,
tidak sesering ke tempat yang lain. Ke tempat ibadah, harus bersih. “Mungkin kita bisa patuhi prokes ke masjid, surau dan mushalla,” katanya.
Tidak adil juga, kalau diketatkan di rumah ibadah, sementara di tempat lain dibiarkan.
Tentu perlu kebersamaan mengedukasi masyarakat, ingatkan terus masyarakat.
Untuk itu mari disiplin menjalankan prokes Covid-19. Kemudian menyiapkan kegiatan dengan sesuai prokes, seperti tidak panjang-panjang ceramah, singkat padat dan berisi. Pesannya jelas, arahannya tepat.
“Agama kita agama aplikasi, bukan untuk berteori. Salah satu kegembiraan kita
datangnya Ramadhan, namun kegembiraan itu membuat lupa, bahwa kita masih dalam kondisi pandemi Covid-19,” pesannya.
Terkakhir ini, jumlah positif cukup banyak di atas 150. Bahwa penularan Covid-19 itu
harus dihentikan, mau tidak mau harus patuh prokes. Bahwa, kepatuhan prokes tidak hanya pada tempat-tempat tertentu saja, ketika berinteraksi dengan dunia luar juga harus patuh prokes.
Menyadarkan masyarakat di bidang kesehatan, selalu mengedukasi masyarakat juga. Pola
edukasi melibatkan banyak pihak, mitra-mitra di masyarakat dan pemerintah. Kalau jajaran kesehatan itu pasti terbatas. Puskesmas itu terbatas, rumah ibadah banyak.
Apalagi, pada ramadhan itu semua aktifitas masyarakat aktif, maka edukasi itu dilakukan
bersama-sama selama ini. Budaya saling mengingatkan dan saling menasehati dihidupkan
kembali. Rasa cuek harus dihilangkan, mari bersama-sama. Saling menasehati dan saling
mengingingatkan. Dinkes Sumbar selama ini selalu melibatkan mitra yang ada. Pemuka agama, tokoh pemuda. TNI/Polri.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

https://vlxxviet.net milf porn black porn