Padang – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Sumatera Barat (Dekranasda Sumbar), Hj. Harneli Mahyeldi mendorong pengusaha kecil dan menengah agar memanfaatkan dunia digital dalam mengelola usaha mereka.
Tidak saja dalam hal pemasaran tetapi menyangkut semua aktivitas usaha, produksi, pemasaran maupun keuangan. Tanpa masuk ke dunia digital, kita akan tergilas dengan kemajuan zaman dan pada gilirannya kalah bersaing.
Terkait dengan imbauan dan dorongan tersebut Hj. Harneli Mahyeldi melihat kondisi usaha kecil dan menengah di Sumatera Barat saat ini sudah mulai menggeliat kembali pasca Pademi Covid-19.
“Seiring melandainya kasus terkonfirmasi Covid-19 maka, perkembangan UMKM di Sumatera Barat mulai menggeliat kembali. UMKM makanan dan kerajinan sudah mulai bergairah kembali,” ucap Hj. Harneli Mahyeldi kepada andiko Yogi ketika talkshow Dekranasda Provinsi Sumatera Barat di Radio Sushi 99.1 FM, Kamis (21/7).
Ia melihat akhir-akhir ini pesta pernikahan dan adat pun sudah berlangsung banyak. Pesanan terhadap kerajinan maupun makanan sudah meningkat. Kondisi tersebut berbanding terbalik ketika pandemi Covid-19, yang sempat vakum dan susah bergerak.
“Saat ini sudah mulai pesanan tenunan, bordiran hingga rajutan. Begitu pula pesanan makanan pun sudah mulai berdatangan. Begitu juga dengan kunjungan wisatawan ke ranah minang sudah mulai ramai,” ucap Harneli seraya menyebutkan kalau, temu bisnis, pameran mendukung UMKM pun sudah mulai dilaksanakan/digelar. Itu tentunya memberikan ‘angin segar’ bagi pelaku UMKM.
Lebih lanjut dijelaskannya, pelaku UMKM saat ini masih belum melek dengan digitalisasi. Tapi, ia berkolaborasi dengan dinas terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindag, Dispora dan Kominfo serta Dinas Pariwisata memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada UMKM terkait digitalisasi ini. Tujuannya agar mereka bisa bersaing dengan UMKM di daerah lain.
Begitu pula kerjasama dengan platform digital lainnya, seperti Google dan Shoppe. Tentunya memberikan edukasi tentang berjualan melalui dunia maya, agar mereka melek teknologi.
“Cuma saya berpesan jika sudah merambah penjualan melalui digitalisasi, produk yang ditampilkan harus sesuai dengan kenyataan,” tegasnya.
Dijelaskannya, sarana menuju digitalisasi UMKM, hanyalah handphone android. Keuntungannya, produk-produk bisa mendunia.
Ia berharap melibatkan generasi muda untuk pemasarannya. Sebab, mereka melek teknologi. Membuat gambar produk ditampilkan di media sosial.
“Intinya, belajar secara otodidak dan menangkap peluang kita harus jeli,” tegas Harneli yang menyebutkan kalau produk-produk UMKM ranah minang sudah ada yang mendunia. Diminati masyarakat Asia, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
“Saat ini pelaku UMKM, Emi Arlin saat ini membawa produk kita berupa tenunan, bordir hingga batik ke Rusia. Semoga diminati masyarakat disana,” ucap Harneli seraya menjelaskan untuk memasarkan produk UMKM kepada masyarakat, Sumbar melaksanakan temu bisnis. “Kami sudah melaksanakan temu bisnis di Pekanbaru, Jakarta dan Batam. Tinggal Aceh dan Sumut yang belum. Insha Allah dalam waktu dekat,” tegasnya.
Di akhir sesi wawancara ia, mengimbau agar pelaku UMKM melek dan tidak boleh gaptek, agar bisa melakukan pemasaran sampai dunia.