Padang, Singgalang
Sejak 4 Januari 2021 pembelajaran tatap muka sudah dimulai kembali di sekolah-sekolah yang ada di Kota Padang. Namun, sepertinya kekhawatiran masyarakat, terutama orangtua masih ada terkait penularan Covid-19, yang mungkin saja ditularkan di area sekolah.
Menjawab keresahan dan kekhawatiran tersebut, Wakil Walikota Padang, Hendri Septa dalam talkshow melalui telepon seluler di Radio Sushi 99.1 FM, Kamis (21/1).
Dalam talkshow yang dipandu andiko Sigit, di Radio Sushi 99.1 FM, Wakil Walikota Padang mengharapkan dukungan penuh warga Kota Padang semoga proses belajar mengajar secara tatap muka dapat berjalan lancar.
Kemudian ia menceritakan, perjuangan proses tatap muka ini. Setelah Juni pemerintah mendeklarasikan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Memang Kota Padang sudah move dari PSBB dan masuk fase AKB. Dua bulan setelah itu, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Pendidikan dan kesehatan merumuskan agar anak-anak bisa belajar tatap muka meskipun di masa pandemi. Mulai dari penerapan protokol kesehatan selama proses belajar mengajar. Pengaturan jarak tempat duduk, jadwal sekolah hingga menyediakan tempat cuci tangan.
Namun sayang, harapan yang dirumuskan belum dikabulkan pemerintah pusat. Dan hampir enam bulan berlalu. Pertengahan Desember, keluar izin dengan pernyataan menteri pendidikan, sesuai surat keputusan bersama empat menteri lainnya. Berbunyi, apabila, kota masuk zona aman maka diperbolehkan belajar tatap muka. Tapi tetap pelaksanaan tatap muka secara protokol kesehatan.
“”Alhamdullilah, sekarang kita sudah tidak balik PSBB lagi seperti kota-kota lainnya. Tatap muka dimulai 4 Januari,” jelasnya.
Sebulan sebelum tatap muka, Pemerintah Kota Padang melalui instansi terkait melakukan evaluasi kembali. Salah satunya, swab terhadap guru. Hasilnya sudah keluar, hanya satu persen guru yang terkena Covid-19. Mereka sudah diisolasikan dan sudah sembuh.
Kemudian, sebelum dimulai pembelajaran tatap muka, orangtua membuat surat pernyataan bersedia mengantar dan menjemput anak-anaknya serta tidak mengizinkan mereka keluar rumah.
“Selama proses belajar mengajar guru-guru dan anak-anak diwajibkan memakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak. Dan waktu istirahat, tidak diizinkan bermain keluar lingkungan sekolah. Proses belajar mengajar dimaksimalkan selama tiga jam. Menariknya, mereka boleh makan di kelas. Kantin sekolah tidak dibuka. Mereka wajib membawa bekal dari rumah. Insya Allah Kota Padang ini akan menjadi role model,” tegasnya.
Ia membutuhkan dukungan dari semua pihak, agar proses belajar tatap muka ini berjalan lancar. Dari hasil temuan dua minggu belajar di sekolah, belum ada guru yang terpapar Covid-19.
“Belajar di sekolah ini tak ada paksaan. Silakan mereka pilih belajar daring dari rumah atau tatap muka di sekolah. Kebanyakan diantara mereka lebih memilih belajar di sekolah,” tegasnya.
Jika belajar di sekolah, mereka wajib menerapkan protokol kesehatan. Begitu pula orang tua, patuhi prokes Covid-19.
Diakhir sesi, Hendri Septa mengharapkan masyarakat bisa tenang dan jangan ragu melepaskan anak-anak kembali ke sekolah untuk belajar tatap muka. (009)
Sign in
Sign in
Recover your password.
A password will be e-mailed to you.
dailypornhd.pro
fsiblog