Padang – Hari ini, siswa dan siswi SD dan SMP mengikuti pesantren Ramadhan di masjid/mushala terdekat dari rumah masing-masing. Mereka akan mengikuti kegiatan tersebut hingga 28 April mendatang.
Itu disampaikan Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Kota Padang, Fuji Astomi kepada andiko Fanny dalam talkshow Pemerintah Kota Padang bersama Radio Sushi 99.1 FM, Jumat (8/4).
Menurut Fuji Astomi, pesantren Ramadhan sejak tahun 2004. Program tersebut memindahkan pendidikan yang selama ini dilaksanakan di sekolah dipindahkan ke rumah ibadah seperti mushala dan masjid.
“Program pesantren Ramadhan berlanjut hingga sekarang,” ucap Fuji Astomi seraya mengatakan kalau pelaksanaan pesantren ini sempat terhenti pada 2020 karena merebaknya virus Corona di Kota Padang.
Namun pada 2021, Walikota Padang Hendri Septa tetap ingin melaksanakan program pesantren Ramadhan.
Jika dilihat pada 2020 lalu, diakui Fuji Astomi ada kekosongan yang dirasakan para siswa di Kota Padang. Yang biasanya setiap Ramadhan mereka belajar di masjid/mushala terdekat. Hal itulah yang menjadi dasar ataupun alasan dari Walikota Padang tetap melaksanakan Pesantren Ramadhan ketika wabah Corona masih ada di Kota Bingkuang ini.
Tujuannya, agar mereka mendapatkan keberkahan berlipat ganda dan lebih mudah menerima bekal, bersifat keagamaan di saat bulan Ramadhan.
Diakuinya, kalau Kota Padang merupakan satu-satunya yang mewajibkan para siswanya mulai dari SD dan SMP untuk mengikuti pesantren Ramadhan. Jika dahulu, program pesantren Ramadhan ini diikuti para siswa SMA/SMK/MA. Sekarang tidak lagi, karena kewenangan siswa di tingkat atas tersebut adalah Dinas Provinsi Sumatera Barat.
Namun, beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota Padang sudah membuka secara resmi pesantren Ramadhan khusus. Kegiatan itu, khusus untuk anak-anak SMA/SMK/MA di Kota Padang. Ada 150 siswa tingkat atas itu mengikuti pesantren Ramadhan. Dikatakannya, angka tersebut akan bertambah. “Ini merupakan percobaan untuk siswa SMA/SMK/MA. Semoga tahun depan, para siswa tingkat atas ikut serta mengikuti program pesantren Ramadhan,” tegasnya.
Artinya, mereka mengikuti pesantren Ramadhan tahun ini, adalah murid Sekolah Dasar (SD) mulai dari kelas IV,V, VI. Kemudian, siswa SMP kelas VII, VIII, IX. Dan pesantren Ramadhan ini sudah dicanangkan ustad Abdul Somad pada 28 Maret lalu. Untuk pelaksanaannya berlangsung mulai dari 9 hingga 28 April mendatang. Mereka setiap Jumat, pesantren Ramadhan diliburkan.
Sesuai dengan temanya, Pesantren Ramadhan ‘Membentuk Generasi yang Tangguh, Berbudaya dan Mencintai Masjid’, Fuji Astomi berharap pelaksanaan Pesantren Ramadhan ini mampu melahirkan generasi muda yang cinta masjid.
Lebih lanjut dikatakannya, pentingnya meningkatkan kualitas diri, khususnya keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Serta memotivasi generasi muda sesuai anjuran QS An-nisa Ayat 9, agar para guru, orang tua, pemerintah dan semua pihak menjaga dan membekali generasi muda dengan hal-hal baik.
Artinya, selama 20 hari tersebut, para siswa dididik di Mushala ataupun Masjid dilingkungan tempat tinggal mereka.
Sementara itu, para guru akan turut serta mengajar anak-anak dilingkungan tempat tinggalnya yang mengikuti pesantren Ramadhan. Mereka akan turut serta dalam kepanitiaan pesantren Ramadhan dilingkungan tempat tinggalnya.
“Guru bersama masyarakat, tokoh masyarakat ataupun pengurus masjid masuk dalam ke panitiaan pelaksanaan pesantren Ramadhan di tempat tinggal masing-masing,” jelas Fuji Astomi seraya menegaskan kalau para siswa SMP dan SD wajib mengikuti pesantren Ramadhan ini. Jika berhalangan hadir tentu tak memperoleh sertifikat, sehingga akan mempengaruhi nilai agama mereka kelak. Sertifikat akan dibagikan seminggu selepas pesantren Ramadhan usai.
Terkait waktunya, dimulai selepas sholat subuh untuk para siswa SMP. Dilanjutkan belajar untuk para murid SD. Selama pesantren Ramadhan mereka dibekali dengan pendidikan agama, nilai-nilai budaya dan falsafat Minangkabau. Ditegaskannya akan ada sekitar 1.157 masjid dan mushala yang ikut menyelenggarakan pesantren Ramadhan. “Ada masjid/mushala yang tidak menyelenggarakan program tersebut, karena jumlah santrinya tidak mencukupi yang ditetapkan pemerintah, yakni mencapai 50 orang santri,” tegasnya.
Dijelaskannya, kapasistas santri itu mengingat dana operasional penyelenggaraan pesantren Ramadhan.
Ia mengharapkan kerjasama antara orangtua dan panitia pesantren Ramadhan, demi menciptakan generasi berakhlak mulia dan mencintai masjid/mushala.