Padang – Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Koperasi dan UMKM sangat komitmen membangun usaha mikro dan koperasi di Kota Padang. Dan kepada usaha mikro mari timbulkan semangat. Semua yang dibutuhkan sudah difasilitasi oleh Pemko Padang seperti perizinan, permodalan, peralatan produksi dan tinggal berbuat serta menghasilkan produknya. Kemudian jika pemasaran masih buntu, kita juga akan bantu memasarkan.
Imbauan itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi UMKM Kota Padang, Suhandra, SH saat talkshow Pemerintah Kota Padang bekerjasama dengan Radio Sushi 99.1 FM, Selasa (30/11).
“Yang penting ada semangat dan inovasi terhadap produk produk yang dibuat oleh para pelakunya,” ucap Suhandra kepada andiko Fanny seraya mengatakan pengusaha kecil dan menengah di Kota Padang boleh merasa lega dengan semakin menurun angka positif Covid-19 di daerah ini. Turun level PPKM Kota Padang ke level 2 membuat aktivitas ekonomi mulai bergerak dan bangkit. Seperti kita ketahui dimasa-masa sulit dan maraknya serangan Covid-19 dulu, pernah pedagang kecil dan menengah mengibarkan bendera putih sebagai ungkapan ketidakberdayaan mereka terhadap pembatasan kegiatan terkait serangan Covid-19. Saat ini keadaan itu sudah berlalu dan Padang sudah ditetapkan level 2 PPKM oleh Pemerintah.
“Pandemi Covid-19 sudah sama-sama merasakan, satu tahun lebih. Memang pada 2020 itu tidak bergerak semuanya. Walaupun usaha mikro waktu itu produksi produknya daya beli tidak ada. Produksi sangat terganggu, tenaga kerja pun demikian. Sekarang bangkit lagi di level dua dan pelaku usaha mulai bergerak, dan bisa menutupi biaya produksi dan biaya tenaga kerja yang mereka miliki. Setidaknya UKM bisa bernafas lebih lancar lagi,” jelas Suhandra mengatakan Kota Padang memiliki pelaku UKM kurang lebih pelaku 40 ribu yang tercatat.
Mereka masing-masing ada jenis usaha kuliner saji 37 persen, 14 ribu, retail sebanyak 25 persen dengan 9 ribuan. Dan kuliner kemasan, 6.500 dengan persentase 16 persen, kerajinan 4 ribuan, jasa 3.500 dan sektor pertanian perkebunan 1.500. Semua pelaku usaha tersebut tersebar di sebelas kecamatan di Kota Padang.
Diakuinya, suasana 2020 memang sangat miris. “Kita melihat warung dan minuman pembelinya berkurang. Apalagi kuliner saji sangat berpengaruh karena ada pembatasan dengan jangka waktu buka di masa pandemi. Apalagi dengan penerapan prokes yang ada, kita bisa buka,” ucap Suhandra yang mengatakan pemerintah membantu memasarkan melalui online seperti flatfom Pertamina, Bajojo dan Shoppe.
Tapi untuk online pemasaran produknya harus produk berkesinambungan. Untuk mengambil hati konsumen agar percaya terhadap produk-produk yang dihasilkan.
“Kami supportnya untuk promosi dan keringanan yang diberikan Pemerintah Kota pada masa pandemi. Itu semua menyelematkan UKM agar tidak bangkrut,” jelasnya.
Di jelaskannya, kebijakan yang dilakukan pemerintah yakni ketika butuh masker dibagikan kepada masyarakat.
Pada saat itu memberdayakan usaha mikro, menjahit masker 2500 lebih.
Untuk proses jahitnya, pemko memberikan kepada pelaku usaha mikro yang tersebar di kecamatan. Lebih kurang 650 orang yang ikut berperan serta membuat masker kain di Kota Padang.
Belum lagi simpan pinjam ada disetiap kelurahan. Mereka bisa mendapatkan pembiayaan dari koperasi dengan margin nol. Nilainya cukup besar, sekitar Rp40 juta disetiap kelurahan. Ditambah pula bantuan Presiden kepada UKM. Di tahun ini ada bantuan permodalan untuk UKM. Itu semua demi kebangkitan perekonomian pelaku usaha di Kota Padang. Belum lagi terkait perizinan dan sertifikat halal bagi pelaku usaha mikro. “Kami memberikan fasilitas free kepada UKM,” tegasnya.