Padang – Kabupaten Agam membutuhkan segera dokter dan tenaga kesehatan. Itu disampaikan Wakil Bupati Irwan Fikri, SH Dt. Perpatih ketika menjadi narasumber talkshow Kerjasama Harian Singgalang dengan BNPB dan Satgas Covid-19 yang disiarkan secara live dari studio Radio Sushi 99.1 FM, Jumat (23/7).
“Tempat tidur sudah tidak ada lagi untuk pasien Covid-19. Begitupula, kami kekurangan tenaga kesehatan, perawat, bidan dan dokter,” ucap Irwan Fikri kepada Andiko Fani dalam talkshow yang disiarkan langsung dari lantai II Kantor Harian Singgalang di Jalan Veteran nomor 17 Padang.
Diakuinya saat ini, peningkatan kasus terpapar Covid-19 meningkat secara signifikan. Untuk zonasinya, Agam terus bergerak. Mulai dari orange, seminggu merah dan sekarang berwarna orange kembali.
“Saat ini kami masih dalam PPKM level tiga dan belum ada penyekatan,” ucapnya.
Namun, pemerintah selalu melakukan koordinasi dengan OPD, lintas sektoral, sehingga berbagai persoalan dapat diatasi.
“Kami mempersiapkan diri untuk kondisi kedepan yang mengkhawatirkan dan mengatisipasi kondisi yang membahayakan masyarakat,” jelasnya.
Salah satunya, melakukan operasi yustisi penerapan perda, penambahan tempat isolasi tingkat nagari dan pembuatan surat edaran. Upaya paksa memakai masker hingga imbauan segera divaksinasi pun dilakukan.
“Malahan kami saat ini kekurangan vaksin tahap satu dan dua. Kami sangat membutuhkannya. Sebab, animo masyarakat Agam untuk divaksin sangat tinggi,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, kalau pemerintah kembali mengaktifkan posko-posko dan membangun komunikasi dengan alim ulama, cadiak pandai, tokoh adat, ninik mamak agar mereka mengimbau anak kemenakannya untuk patuhi Protokol Kesehatan.
“Tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk patuhi prokes 6 M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas dan melakukan vaksin. Covid-19 itu nyata, bukan hoax,” ucap Irwan Fikri yang tak bosan-bosannya mengingatkan masyarakat agar selalu mengunakan masker. Masker itu dipakai hingga menutupi hidung, bukan diletakkan didagu saja.
“Saya sudah mengalaminya, betapa pentingnya mengunakan masker. Itu terjadi ketika saya terpapar virus Corona. Saya selalu mengunakan masker. Insya Allah tidak menular ke keluarga terdekat. Dan jangan lupa prokes,” tegas Irwan Fikri yang telah berhasil menciptakan rumah isolasi tiap nagari di Agam.
Ia menceritakan kalau rumah isolasi itu digunakan untuk masyarakat yang terpapar Covid-19 bergejala ringan.
“Kalau di rumah, masyarakat kurang disiplin dan tingkat keterawasan pun minim. Sehingga muncul ide untuk membuat rumah isolasi tiap nagari. Tujuannya agar memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa pulih dengan cepat,” tutur Irwan Fikri mengimbau masyarakat tetap patuhi prokes. Itu satu-satunya mencegah penularan virus Corona. Virus itu masih ada, mari sama-sama melawannya dengan tetap melaksanakan prokes.