Padang,
Agar keluar dari zona orange bahaya covid-19, diperlukan perhatian bersama untuk mematuhi protokol kesehatan. Selain itu sukseskan vaksinasi covid-19 di masing-masing daerah.
Demikian terungkap dari talkshow, kerjasama Harian Singgalang dengan Satgas Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Radio Sushi 99.1 FM, Kamis (25/2) di pandu pembawa acara, Vela.
Sekarang, empat daerah di Sumatera Barat masuk dalam zona risiko sedang Covid-19 berdasarkan hasil perhitungan dari 15 indikator data onset Pandemi Covid-19 untuk periode 21 Februari hingga 27 Februari 2021.
Keempat daerah yang masuk ke zona oranye itu yakni Kabupaten Pasaman Barat dengan skor 2.40, Kabupaten Agam dengan skor 2.23, Kabupaten Solok Selatan dengan skor 2.18 dan Kabupaten Solok dengan skor 2.17.
Dengan demikian Kabupaten Solok bersama Solok Selatan dengan skor terendah. Hadir narasumber, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, dr. Mariyenti dan Kepala Bagian Humas Pemkab Solok, Ade.
Kabag Humas Pemkab Solok, Ade menyampaikan Bagian Humas Pemkab Solok tergabung Bidang Komunikasi Publik, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Solok. Kondisi sejak 21 Februari, ada penambahan 19 orang konfirmasi, sembuh tidak ada. Pada 22 Februari tambah konfirmasi 1 orang, sembuh 3 orang. Pada 23 Februari tambah konfirmasi 3 orang, sembuh 13 orang. Kemudian, 24 Februari tidak ada penambahan kasus, baik konfirmasi atau konfirmasi sembuh. Sampai hari 24 Februari, secara keseluruhan 846 orang semuanya. Dari jumlah itu terdiri dari karantina mandiri 36, dirawat, 8 orang sembuh 783 orang. Persentase, dari total kasus konfirmasi, 90 persen sembuh.
“Rata-rata penambahan hanya 2 orang setiap hari, 5 hari terakhir, tidak sampai 10 orang, “kata Ade.
Sementara untuk tracking dan tracing dari ASN, kalau ada satu orang kasus, satu bidang atau bagian. Kita akan lakukan tracking, kalau memungkinkan kantornya ditutup. Setelah ditutupkan, maka akan disemprot disinfektan.
“Kalau masyarakat kita juga lakukan tracking ketat. Kasus konfirmasi pada umumnya didominasi kontak erat. Sekarang dilemasi oleh kontak erat. Pelaku perjalanan tidak sebanyak kontak erat,”ulasnya
Untuk mengatasi itu, Pemkab Solok sudah membatasi perjalanan. Termasuk dinas luar untuk ASN, dibatasi. “Kita sudah lakukan langkah-langkah upaya, membatasi kegiatan yang menimbulkan kerumunan banyak orang. Banyak terkait dengan kontak erat,”tambahnya.
Selain itu katanya, mendisiplinkan masyarakat, dengan menyampaikan informasi pada berbagai kalangan. Setiap update data, ditambahkan dengan memberikan imbauan. Kemudian, Tim Satgas melakukan evaluasi dan monitoring di lapangan.
Setiap tempat dipastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik. Di pasar, kantor, tempat cuci tangan, handsanitizer. Jaga jarak dan protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan.
Terkait dengan Perda AKB, Pemkab Solok sudah membuat aturan turunan dengan menerbitkan Pergub 25/2020 dan nomor Perbup 44/2020, penegakan disiplin dan penegakan prokes.
“Sudah dilengkapi dengan instruksi bupati. Terkait pembidangannya, seperti bidang pariwisata. Seperti fasilitas wisata, jam operasional,” ulasnya.
Menurutnya, dasar itulah pegangan petugas untuk melakukan kegiatan dalam pencegahan dan penanganan covid-19 di Kabupaten Solok. Bahkan dengan itu, tidak ada semacam pergolakan dari masyarakat. Pelanggaran itu hanya ringan, karena belum semuanya memahani pentingnya tentang prokes. Untuk itu Pemkab selalu melakukan monitoring, bertingkat.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kab. Solok, dr. Mariyenti menegaskan upaya vaksinasi di Kab. Solok sudah berjalan dengan maksimal, meski belum tuntas 100 persen. Dari 1.296, tenaga kesehatan sudah suntik vaksin pertama 60 persen, penyuntikan kedua sedang berjalan 54 persen.
“Penyebab masih rendahnya karena, menurut kriteria inklusi, hamil, komorbid, hypertensi dan jantung. Namun, mereka sudah memasuki melewati screening lebih lanjut. Pemeriksaan penunjang agar aman divaksinasi,”katanya.
Sementara diakuinya, agar menciptakan imun kelompok setidaknya vaksinasi mencapai 70 persen. Sementara target vaksinasi tahap satu bagi tenaga kesehatan harus tuntas akhir Februari.
“Kita upayakan mencapai target dengan memaksimalkan 19 Puskesmas sampai akhir Februari,” katanya.
Sementara untuk vaksinasi tahap II, sektor pelayanan publik, menurutnya Kab. Solok sudah siap. Sesuai dengan jumlah kuota 5000. “Kita sudah mendata. Seperti TNI/POLRI dan SKPD yang termasuk dalam layanan publik,”ujarnya.
Sementara, untuk vaksinator tahap kedua, jumlahnya 160 orang tersebar di 19 Puskesmas dan rumah sakit. Vaksinator dan nakes dijadikan vaksinator di sektor pelayanan publik. Mereka sudah dilatih dan punya sertifikat untuk vaksinator.
“Kami dari Dinkes Pemkab Solok, menyarankan walaupun sudah memasuki tahap vaksinasi, jangan merasa sudah terhindar dari covid-19. Kita harus mentaati Prokes. Selain itu, vaksinasi jangan ditakuti, karena vaksin akan membentengi diri kita supaya terhindar dari infeksi covid-19,” harapnya.